Pada tulisan terdahulu dikemukan bahwa “Pendidikan dan politik adalah
dua elemen penting dalam sistem sosial politik di setiap negara, baik negara
maju maupun negara berkembang. Keduanya sering dilihat sebagai bagian-bagian
yang terpisah, yang satu sama lain tidak memiliki hubungan apa-apa. Padahal,
keduanya bahu membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat di
suatu negara. Lebih dari itu, keduanya saling menunjang dan saling mengisi
lembaga – lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk
perilaku politik suatu Negara”
Politik mengorbankan pendidikan. “Suksesi suatu rezim
biasanya akan berdampak pada pergantian kebijakan yang berbeda. Pendidikan
diselenggarakan berdasarkan impulse
sesaat para penguasa. Hal ini membuat arah pendidikan mengikuti selera penguasa”
Para elit politik sering mengedepankan arogansi kepemimpinan mereka ketika
menduduki jabatan tertinggi, dengan mengambil kebijakan tertentu tanpa melihat
dimana kebijakan itu diterapkan dan kenyataannya kebijakan politik pendidikan
yang salah akan berdampak pada pendidikan anak salah pula.
Kecendrungan Pendidikan mengikuti irama politik yang
krusial mengakibatkan pendidikan Indonesia dinyatakan gagal dimana berdampak
pada anak putus sekolah (pendidikan komersial). Mahalnya pendidikan Indonesia mengakibatkan
munculnya pengaruh negative, mutu pendidikan dinomer duakan ketimbang nilai
uang yang dibayarkan.
Kegagalan yang berikut adalah para institusi pendidik
menjadi kambing congek para rezim pemerintahan yang mana pendidikan sering menjadi
kuda tunggangan para elit politik, hal ini akan menjadi konflik yang berkepanjangan
karena kepentingan politiklah yang dominan. Pendidikan telah terkooptasi dengan
kebijakan politik sehingga secara umum tidak menguntungkan karena bisa terjadi
pembusukan. Kondisi ini semakin diperparah dengan tidak memadainya kualifikasi
para pengambil kebijakan. Pada kenyataannya pendidikan Indonesia adalah
pendidikan berbau politik bukan “pendidikan dan politik” yang mana keduanya sebagai
penyeimbang atau sejalan dan berperan penting dalam membentuk perilaku suatu Negara.
Dalam kondisi
hubungan yang kurang seimbang tersebut, pendidikan sering hanya dijadikan
sebaagai alat kepentingan kekuasaan negara. Pendidikan hampir selalu
dieksploitsi menjadi hanya sekedar instrumen untuk menanamkan watak loyal dan
kepatuhan bagi warga negara terhadap kekuasaan negara. Sehingga dengan dalih
demi pembaharuan pendidikan telah diarahkan dan dibentuk sedemikian rupa
menjadi alat efektif dalam melanggengkan keunggulan kelompok dominan (elit negara)
Mungkinkah idealisme politik
rakyat harus tetap terbangun, agar proses pendidikan politik tepat guna.
Sebenarnya, siapakah yang paling berperan dalam proses pendidikan dan politik
untuk rakyat itu? Pertanyaan untuk
direnungkan dan menjadi bahan kajian bagi kita apabila ketika kita menduduki
jabatan tertentu kebijakan apa yang harus kita ambil dan bagaimana menempatkan
kebijakan itu agar ketika kebijakan itu dilaksanakan akan menjadi sesuatu hal
yang berguna bagi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar